Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 22 Desember 2017

RPC ( Rupiah Punya Cerita)



AKU dan Rupiahku
Gambar Uang Rupiah Emisi 2016 ( Dokumentasi Pribadi)


Entah dibilang aneh atau berlebihan, saya merupakan salah satu orang yang tertarik mengumpulkan uang rupiah tahun emisi 2016. Seorang mahasiswi yang dulu ketika awal keluarnya Uang Rupiah Tahun Emisi 2016 pernah rela tidak jajan siang di kantin kampus karena, uang yang tersisa di dompet hanyalah uang baru “ ah rasanya sayang jajan pakai uang baru “ ujarku dalam hati. Sebagai seorang mahasiswi, saya menyadari bahwa fungsi uang sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama sebagai alat transaksi. Memiliki kesempatan untuk mengunjungi beberapa kota di Indonesia melalui beberapa ajang perlombaan, juga menyempatkan saya untuk berjalan-jalan mencari oleh-oleh khas daerah tersebut. Seperti halnya aceh yang terkenal dengan kopi dan bakpia sabang, makasar dompet pesta dan medan dengan bolu meranti. Semua itu, saya beli dengan menggunakan uang rupiah sebagai alat pembayaran. 
Tas pesta Makasar ( dibeli pada saat berkunjung ke Makasar, harga : Rp.15.000)

Bahkan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, rupiah merupakan alat pembayaran yang sah sehingga wajib digunakan dalam kegiatan perekonomian di wilayah NKRI. Ketentuan mengenai kewajiban penggunaan Rupiah tersebut juga kembali dipertegas melalui peraturan Bank Indonesia (PBI) No.17/3/pbi/2015 dan Surat Edaran (SE) No.17/11/DKSP tentang kewajiban Penggunaan Rupiah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. “ Adapun setiap orang yang tidak menggunakan Rupiah di wilayah NKRI dan menolak Rupiah untuk pembayaran di wilayah NKRI akan dihukum dengan pidana kurungan paling lama 1 tahun dan pidana denda paling banyak Rp 200 juta”. Hal ini telah menjelaskan bahwa kita harus mencitai rupiah sebagai mata uang kita. Dimulai dari gerakan cinta rupiah yang harus ditanamkan sejak kecil, karena rupiah adalah sebuah simbol kedaulatan, simbol NKRI yang kita pegang sehari-hari sebagai alat yang mempersatukan kita sebagai bangsa, Indonesia.

Gerakan Cinta Rupiah
Kadang kita telalu terfokus dengan apa yang orang lain miliki, menganggap seolah hal itu sempurna, sampai lupa bahwa sebenarnya yang kita miliki jauh lebih baik dan sempurna jika kita sendiri mencintai dan menghargainya. seperti halnya mata uang, banyak dari kita yang lebih menghargai mata uang asing. Ketika salah seorang kerabat memberikan kita mata uang asing, kebanyakan dari kita cenderung sangat menghargai mata uang asing tersebut, menjaganya agar tidak terlipat dan sobek, lalu bagaimana perlakuan kita terhadap mata uang kita Rupiah ?. Seringkali ditemukan uang rupiah yang telipat, sobek bahkan banyak coretan dalam uang tersebut. kecintaan kita terhadap mata uang negara kita sendiri, perlu dan patut untuk dipertanyakan.

Salah satu solusi yang diberikan untuk meningkatkan kecintaan terhadap Rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia. Gerakan Cinta Rupiah” yang digalakan oleh Bank Indonesia untuk mengajak masyarakat menunjukan rasa bangga terhadap Indonesia. Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (UU Mata Uang), Rupiah adalah satu-satunya alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI. Rupiah merupakan salah satu simbol kedaulatan negara yang wajib dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warga negara Indonesa. Dengan demikian, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menggunakan uang Rupiah dalam setiap transaksi di wilayah NKRI.

Seiring dengan banyaknya kenyataan yang cenderung melecehkan mata uang Rupiah, Bank Indonesia memberikan suatu inovasi dengan memberikan sosialisasi berupa “ Gerakan 5 Jangan” terhadap Cinta Rupiah, yaitu :
1. Jangan dilipat
2.  Jangan dicoret
3. Jangan disteples
4. Jangan diremas
5. Jangan Basah

sumber : Google.com
Hal ini dilakukan tidak lain bertujuan untuk menjaga nilai kegunaan dari mata uang Rupiah itu sendiri karena, banyak dijumpai masyarakat perbatasan yang menggunakan mata uang asing untuk transaksi. Hal ini  memang sekilas terlihat sederhana, tapi apabila dibiarkan begitu saja hal ini akan berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing melemah. Maka dari itu kita seharusnya mencintai dan menggunakan mata uang Rupiah kita dalam setiap transaksi, karena setiap lembar rupiah kita merupakan wujud kedaulatan kita sebagai negara Indonesia. Rupiah sebagai simbol pemersatu kita semoga tak hanya menjadi sebuah simbol, tapi dapat terimplementasi sebagai wujud nyata kita dalam menjaga dan mencintai mata uang negara kita yaitu Rupiah.

Rupiah Yang Tertukar
Rupiah itulah mata uang negaraku, mata uang yang cukup memberikan banyak cerita dalam hidupku dan orang-orang di sekelilingku. Masih teringat, sekitar bulan Juni 2017 lalu saat berkumpul dengan teman-teman SMA, Seorang temanku Olivia membagi ceritanya tentang uang rupiah tahun emisi 2016. Cerita yang menurut saya lucu dan mungkin juga pernah dialami oleh beberapa orang. Menjadi seorang mahasiswi yang sering menggunakan transportasi umum membuat oliv sapaanya, sangat membutuhkan uang sebagai alat transaksi pembayaran. Ditambah lagi dengan era modern ini banyaknya transportasi online,sangat memudahkan orang-orang dalam berpergian.

Suatu hari ketika pulang kuliah, oliv memesan salah satu kendaraan dengan menggunakan sistem online. Biaya perjalanan dari kampus ke rumah oliv sebesar Rp 20.000. ketika sampai dirumah oliv membayar uang tersebut kepada driver online dan oliv pun turun menuju rumah Pada sore harinya, ada panggilan masuk dari hp oliv yang ternyata itu dari driver online tadi. Driver tersebut mengatakan bahwa uang yang oliv berikan bukanlah Rp. 20.000 tapi Rp.2000. Sungguh, cerita oliv cukup mengundang gelak tawa kami pada saat itu. Untunglah driver online  dan oliv menyelesaikan permasalahan itu dengan oliv mengisikan pulsa sebesar Rp.20.000 kepada driver tersebut. Sungguh Rupiah yang tertukar memberikan cerita sendiri bagi oliv dan kami yang mendengarkan cerita tersebut. 
Kemiripan Uang Rp. 2000 dan Rp. 20.000 Jangan sampai tertukar (Dokumentasi Pribadi)


The Miracle Of Coins
Dokumentasi Pribadi 
Tak hanya cerita tentang Oliv, Rupiah juga melekat erat pada ingatanku tentang cerita kakak kandungku, Lydia Valensia. Kakakku adalah seseorang yang berprofesi sebagai guru, sekitar tahun 2008 silam kakakku diberikan temannya sebuah uang koin mata uang dari luar negeri. Temannya berkata “aku memberimu uang koin ini, karena dulu temanku dari kamboja memberikan uang koin kepada aku dan lihat aku berhasil ikut program untuk guru ke luar negeri. Suatu hari nanti aku harap kamu juga bisa seperti aku”. Itulah kalimat motivasi yang teman kakakku katakan kepada kakakku.
Pasang surut semangat ini, ingin belajar ke Luar negeri , memberi contoh kepada peserta didik  arti sebuah perjuangan dan berbagi kisah dengan mereka, ujar kakaku yang memiliki semangat tinggi untuk keluar negeri. Juni 2010, kakak terpilih untuk mewakili sekolah dalam program sister school ke The Height School, Adelaide South Australia. Yah impiannya tercapai untuk keluar negeri melihat, mengamati negara lain, sekolah, proses pembelajaran dan menjalin pertemanan dengan kerabat di luar negeri dengan patner teacher Kaye Grund dan Lyndall Craker yang luar biasa seperti keluarga terus berlanjut sampai saat ini. Ketika ingin pulang ke Indonesia, kakak memberikan uang koin Rupiah kepada Kaye, berharap hal yang sama yang kakak rasakan terulang kembali kepada Kaye. “ Aku memberimu uang koin rupiah ini, karena dulu ada seorang temanku yang memberiku uang koin luar negeri kepadaku dan dia berhasil ikut program guru keluar negeri. Aku harap keberuntungan itu juga terjadi padamu Kaye, semoga kamu bisa mengunjungi negaraku Indonesia” itulah kalimat yang kakak katakan Pada Kaye, yang ia ceritakan kepada kami adik-adiknya ketika telah sampai di Indonesia.
Foto bersama dengan siswa di Eastern Flerieu School

Perkenalan dengan siswa di Eastern Flerieu School

Entah sebuah kebetulan atau sebuah doa yang terkabul,The Miracle Of Coins itu seolah benar-benar ada. 2015 silam Kaye beserta suaminya benar-benar mengunjungi negara Indonesia. Mengunjungi sekolah tempat kakak mengajar, mengunjungi rumah kami dan bercerita dengan kami sekeluarga, sungguh sangat senang bertemu dengan Kaye disamping bisa berbicara langsung dengan orang luar, Kaye orangnya sangat baik dan friendly walaupun umurnya cukup jauh dengan saya, tapi beliau sangatlah ramah, berbagi cerita tentang perjalanannya sampai cerita anaknya yang sekarang berada di Germany, keren!.
Foto bersama Kaye beserta Suami (Dokumentasi penulis)
Makan malam bersama Kaye beserta Suami di Kampung Kapitan
Foto Bersama di Kampung Kapitan Palembang 

Sungguh, Rupiah memberikan cerita tersendiri bagi setiap orang. Mulai dari cerita saya yang tertarik mengumpulkan uang rupiah emisi 2016, oliv dengan cerita rupiah yang tertukar sampai kakakku tentang keajaiban koin rupiahnya. Rupiah memang memiliki tempat tersendiri di hati, dididik dan dibesarkan di negara Indonesia membuat rupiah rasanya tak asing lagi di mata saya. Banyak cara gerakan cinta rupiah yang dapat kita lakukan seperti menjaga uang rupiah untuk tidak dicoret dan lebih menghargai uang rupiah, investasi dan menabung dengan uang rupiah sampai hal lain seperti kakak yang turut memperkenalkan rupiah kepada temannya di luar negeri. Rupiah yang merupakan salah satu simbol kedaulatan negara, sudah sangat wajib untuk kita hormati, kita banggakan dan kita jaga, karena kalau bukan kita warga Negara Indonesia siapa lagi yang akan mencintai mata uang kita. Mari bersama kita cintai Rupiah!.
#GerakanCintaRupiah #BankIndonesia

Senin, 28 Desember 2015

Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #AskBNI



Tiga Hari dari Kita Untuk Kita


  


"Learn from yesterday, live for today, hope for tommorow. The important is to not stop questioning." (Albert Einstein) 

Direktur Jendral Pelayanan Sosial dan Rehabilitasi Sosial Depsos Rl mengatakan jumlah anak yang masih memilki salah satu dari orang tua mereka baik ia tergolong yatim / piatu di Indonesia mencapai 90% dan 6% bagi mereka yang memang benar-benar yatim piatu (tidak memiliki kedua orang tua).
Anak-anak itu mungkin tidak dapat bersekolah dengan baik, berpakaian yang bagus atau makan yang cukup. Saya adalah salah satu anak yang beruntung karena masih memiliki  orang tua yang lengkap, yang masih bisa menyekolahkan saya dan memberi saya makanan yang baik. Tersirat di benak saya tentang apa yang dapat saya lakukan untuk orang lain, yang mungkin rezeki mereka datang melalui tangan saya. Rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang telah saya dapatkan memicu saya untuk memberi sesuatu bagi orang lain di usia saya yang ke 17 tahun. Menjelang saya lulus SMA, bulan Maret 2015 silam, sebuah ide muncul dibenak saya untuk menggerakkan teman-teman saya untuk membuat hari-hari kami menjelang Ujian Nasional lebih bermakna.
  
Maret 2015, tepatnya pada tanggal 27-29 Maret, saya menjadi volunteer untuk kegiatan sosial. Tiga hari yang mengajarkan dan membuka mata kami akan kerasnya kehidupan di luar sana, susahnya mencari uang, arti pengorbanan, arti kebersamaan, pentingnya berbagi untuk sesama dan pentingnya bertanya untuk mencapai tujuan. Tiga hari tersebut benar-benar tesimpan sebagai sweet memories yang kelak nanti akan kami ceritakan kepada generasi kami. Tiga hari yang merupakan sebuah misi untuk berbagi dan membantu sesama. Saya mengajak 13 orang teman saya dan semua adalah perempuan untuk berjualan makanan yang kami buat sendiri selama 3 hari dan hasilnya nanti akan kami berikan untuk sebuah panti asuhan

Pengalaman baru di hari pertama


Hari pertama, cuaca yang kurang bersahabat karena rintik hujan sedikit menghambat misi kami. Kami mengalami kesulitan dalam membeli bahan baku di pasar untuk membuat kue karena kami anak - anak SMA yang jarang sekali kepasar, tidak tau harga barang dan terbelih dari itu kebanyakan dari kami adalah anak rumahan yang tidak terlalu tau banyak tempat, tidak terkecuali saya. Untuk membeli bahan membuat kue saya dan 3 teman saya Jenny, Wafa dan Shinti pergi ke pasar. Untuk mendapatkan barang yang kami butuhkan juga cukup sulit karena ada satu bahan yang sulit dicari yaitu bubuk green tea untuk membuat kue cubit dan martabak mini. Kami berkeliling untuk mencari bubuk green tea, hal itu merupakan bagian yang cukup sulit, kami mendatangi banyak toko kue namun hasilnya tetap tidak ada. Tak terasa sudah 30 menit kami keliling pasar ini. Seperti kata Albert Einstein yang telah saya sebutkan di atas "The important is to not stop questioning" yang paling penting adalah tidak berhenti bertanya, maka dari itu kami terus bertanya sampai bubuk green tea tersebut kami temukan.

Kami bertanya kepada penjaga toko dimana bisa mendapatkan bubuk green tea tersebut namun mereka juga tidak tau. Sampai saya bertanya dengan seorang ibu yang baru keluar dari toko tersebut dan beliau memberi tau kami bahwa bubuk green tea tersebut terdapat di salah satu toko yang terletak di celentang. Kami pun bergegas pergi kesana dan hasilnya benar-benar tidak mengecewakan bubuk green tea yang kami maksud dapat kami temukan. Bisa dibayangkan kalau tidak bertanya berapa lama lagi kami mencari barang yang kami butuhkan. Kami pun bergegas pulang untuk membuat kue dan siap untuk berjualan kue cubit dan martabak mini di hari pertama kami.
proses pembuatan martabak mini

martabak mini yang telah jadi

hari pertama di BKB (Benteng Kuto Besak)

Proses penjualan dengan pembeli

Kami disini untuk misi mulia

 
Hari kedua, ditemani matahari yang cukup panas walaupun waktu sudah menunjukan sore hari, 28 Maret 2015. Semua hal tersebut tidak menyurutkan semangat kami, yang telah membuat makanan dari jam 12 siang. Meskipun kami harus bolak-balik ke pasar membeli bahan yang kurang, tetapi kami tidak menyerah berbalut dengan semangat dan kebersamaan untuk menjalankan misi mulia kami bersama. 13 perempuan tangguh yang memilki niat mulia siap untuk berjualan martabak mini, kue cubit dan pisang coklat di BKB ( Benteng Kuto Besak ). Sesampainya disana sama dengan hari pertama kaAmi berdoa agar kami selamat, dagangan kami laris, dan menyayikan yel-yel singkat “smanlee smanlee smanlee go fight win”  kami pun mulai berjualan, menyebar dan terbagi 2 tim. Sebagian dari kami masih terlihat malu-malu karena harus berjualan, tetapi nasi telah jadi bubur kami disini untuk sebuah mulia maka dagangan harus laris.

Menu lengkap : Martabak mini, kue cubit dan pisang coklat
Hari kedua foto dengan pembeli
 
Semangat dan kerja keras kami terbayar karena dagangan kami laris terjual. Kami bergegas mencari panti asuhan yang kami tuju bernama panti asuhan Rido Anugerah untuk mensurvei berapa banyak anak kecil disana. Panti asuhan ini adalah panti asuhan baru yang memang membutuhkan bantuan. Kami juga belum mengetahui dimana letak lokasinya. Kami mengetahui panti ini dari seorang teman yang pernah berkunjung kesana. Dengan bermodalkan chat saya menanyakan lokasi tersebut, akan tetapi teman saya hanya memberikan alamat bahwa panti asuhan ini sebelum toko zona. Hari sudah mulai malam namun kami belum menemukan panti tersebut, demi keselamatan kami memutuskan untuk melanjutkannya besok hari, tanpa bertanya lagi dengan siapapun dikarenakan kami malu untuk bertanya disana, rasa lelah dan untuk menghemat waktu kami bergegas menuju ke rumah masing-masing. 



Andai mau bertanya

Keesokan harinya kami telah besiap dengan uang yang kami kumpulkan kami membeli bahan baku seperti beras, gula,susu,mie,teh dan bingkisan makanan ringan untuk anak kecil yang ada disana. Setelah semuanya siap kami bergegas ke lokasi kemarin, masih sama halnya kami belum mengetahui lokasi dari panti asuhan Rido Anugerah ini. Sesampainya di tempat lokasi kemarin saya dan teman saya silvi turun dan bertanya kepada orang disekitar sana, kami pun berpencar. Saya bertanya dengan bapak-bapak tetapi ia tidak tau dimana lokasi panti tersebut dan silvi pun menghampiri saya dan mengatakan bahwa dia mendapatkan info bahwa panti tersebut tidak jauh dari lokasi kami sekarang, kira kira 100m dan masuk lorong. Kami pun bergegas ke sana karena lokasi tersebut tidaklah jauh dari tempat kami sekarang dan ternyata terdapat plang di depan lorong bertuliskan panti asuhan Rido Anugrah. Sungguh kami sangat bahagia sesampai disana disambut dengan wajah-wajah kecil tanpa dosa yang memandang kami bak malaikat yang membuat mereka tersenyum gembira. 


Plang panti asuhan REDO ANUGERAH

Jiwa ini bergetar, hati ini juga terpanggil,bahagia tak terkira. Mata pun berkaca-kaca disaat tangan mungil mereka membantu kami membawa beras yang cukup berat. Berbaris rapi menyalim tangan kami dengan wajah yang bersinar. Lantunan doa pun telah mereka panjatkan dari mulut kecil mereka, doa akan keselamatan, kesehatan dan kesuksesan kami kelak. Rasa letih kami seolah terbayar dengan senyuman tulus dari mereka yang benar-benar menyambut kami dengan gembira. Tersirat di benakku kalau kemarin kami mau bertanya serta tidak malu bertanya di lokasi kemarin kepada orang disana mungkin, kami bisa lebih cepat bertemu dengan malaikat-malaikat kecil ini walau hanya bertatap muka saja. Tiga hari ini benar benar mengajarkan kami akan banyak hal akan artinya kebersamaan, berbagi dan kebahagiaan. Terlebih dari itu tiga hari ini juga mengajarkan kami khususnya saya akan pentingnya bertanya, karena dengan bertanya kita bisa mengenal dunia dan seluruh isinya. Dengan bertanya dan menyapa orang yang ada di sekeliling kita, kita akan mendapatkan jawaban, tak perduli walau hanya dengan sebuah gelengan kepala atau anggukan kepala saja itu adalah sebuah jawaban. Kita harus belajar dan percaya bahwa orang yang mau bertanya tidak akan tersesat di jalan, dengan bertanya setidaknya kita telah sempat tersenyum dan berterima kasih kepada mereka orang yang kita tanya dan senyuman tersebut dapat melambangkan keramahan serta kesopanan kita sekaligus ibadah sedekah yang paling mudah dilakukan.

Volunteer bersama anak-anak panti asuhan Redo Anugerah
Doa Bersama

Foto bersama dengan pemilki panti, anak-anak panti sekaligus teman-teman yang ikut dalam misi ini
Hasil dari misi Tiga Hari dari Kita Untuk

Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #ASKBNI





Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #ASKBNI

“The one real object of education is to have a man in the condition of continually asking questions.”

Merupakan sebuah kalimat yang di katakan oleh Sejarawan inggris sekaligus editor pertama dari inggris yang merupakan Seorang sarjana dari kepausan Renaissance, Creighton penghuni pertama dari Dixie Ketua Ecclesiastical History di University of Cambridge. Ya, beliau adalah Bishop Mandell Creighton.

Sebagai makhluk sosial sudah sewajarnya kita untuk menempatkan diri kritis dalam bertanya dan tidak malu akan bertanya. Dalam seminar yang diisi oleh narasumber orang asing, mereka sering mengatakan “What a great question” kepada yang bertanya. Hal ini merupakan suatu stimulus / pujian kepada penanya yang akan memunculkan penanya berikutnya. Seperti kata Bishop Mandell Creighton “The one real object of education is to have a man in the condition of continually asking questions.” ya, " Satu tujuan nyata dari pendidikan adalah membuat manusia tetap dalam kondisi terus menerus bertanya." Maka dari itu sangat dibutuhkan sebuah cara ataupun media yang dapat mendorong masyarakat kita agar lebih aktif lagi dalam bertanya.

Sebuah Bank Komersil tertua di Indonesia yang berdiri pada tanggal 5 Juli tahun 1946 membuat sebuah terobosan baru akan pentingnya bertanya. Bank tersebut adalah Bank Negara Indonesia (BNI) yang memilki gerakan positif tentang tidak malu bertanya tentang apapun yang ingin kita ketahui. Dengan slogan “Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan” Bank BNI menyediakan fitur terbaru di Twitter dengan @BNI46 dengan hashtag #AskBNI untuk mempermudah kita mendapatkan informasi lengkap mengenai hal yang kita butuhkan, mudah dan yang terpenting secara real time.


Berikut cara penggunaan BNI Twitter dengan #AskBNI
  1. Log in ke twitter kalian dan jangan lupa follow twitter @BNI46
  2. Untuk info penggunaan, kirim Direct Message (DM) ke Twitter @bni46 ketik #AskBNI. Lalu akan ada Reply dari admin BNI yang mengirimkan detail cara penggunaan.


  3. Cara penggunaan : (Kirim Direct Message) #Promo (spasi) #[keyword] contoh :
    a.      
    #Promo #Hotel

    b.     
    #Promo #Travel

    c.      
    #Promo #eCommerce
    Untuk mengetahui semua Keyword promo kirim DM dengan cara ketik : #HelpPromo #AskBNI (SPASI) #[KEYWORD] Contoh :
    a.       #AskBNI #Taplus
     
    b.      #AskBNI #TaplusBisnis
     
    c.       #AskBNI #DebitCard  
    Dan untuk mengetahui semua keyword #AskBNI kirim Direct Message ke @BNI46 lalu kirim pesan #HelpBNI  

    Sangat mudah untuk digunakan kan ? Segera follow @BNI46 di account twitter kalian dan dapatkan info menarik yang tentunya akan menambah wawasan anda, jangan lupa gunakan #AskBNI 

    Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan #ASKBNI

    NB: Tulisan ini saya ikutsertakan dalam lomba Blog BNI dengan tema “Mau Bertanya Ga Sesat Di Jalan” @BNI46 #AskBNI  BNI blogging competition